]قَالَ الْإِمَامُ وَلَا يَتَوَالَى

]
قَالَ الْإِمَامُ وَلَا يَتَوَالَى أَذَانَانِ إلَّا فِي صُورَةٍ وَاحِدَةٍ عَلَى قَوْلٍ وَهِيَ مَا إذَا أَذَّنَ لِلْفَائِتَةِ قَبْلَ الزَّوَالِ فَلَمَّا فَرَغَ زَالَتْ الشَّمْسُ فَإِنَّهُ يُؤَذِّنُ لِلظُّهْرِ لَا مَحَالَ. قُلْت: يُضَافُ إلَيْهِ صُوَرٌ.
(إحْدَاهَا) : إذَا أَخَّرَ أَذَانَ الْوَقْتِ إلَى آخِرِهِ ثُمَّ أَذَّنَ وَصَلَّى فَلَمَّا فَرَغَ دَخَلَ وَقْتُ صَلَاةٍ أُخْرَى فَإِنَّهُ يُؤَذِّنُ لَهَا وَقَدْ اقْتَصَرَ النَّوَوِيُّ (- رَحِمَهُ اللَّهُ -) عَلَى اسْتِدْرَاكِ هَذِهِ الصُّورَةِ.
(الثَّانِيَةُ) : إذَا وَالَى بَيْنَ فَرِيضَةِ الْوَقْتِ وَمَقْضِيَّتِهِ وَقَدَّمَ الْمَقْضِيَّةَ فَفِي الْأَذَانِ لَهَا الْأَقْوَالُ، وَأَمَّا فَرِيضَتُهُ فَالْأَصَحُّ يُؤَذِّنُ لَهَا إذَا طَالَ الْفَصْلُ بَيْنَهُمَا.
(الثَّالِثَةُ) : إذَا أَخَّرَ الظُّهْرَ لِلْجَمْعِ فِي السَّفَرِ أَوْ بِلَا نِيَّةٍ ثُمَّ أَرَادَ تَقْدِيمَ الْعَصْرِ فَإِنَّهُ يُؤَذِّنُ لَهَا فَإِذَا أَذَّنَ لَهَا أَذَّنَ لِلْفَائِتَةِ عَلَى مَا رَجَّحَهُ الْعِرَاقِيُّونَ وَتَابَعَهُمْ النَّوَوِيُّ (- رَحِمَهُ اللَّهُ -)

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

]
Imam mengatakan tidak menggiring bola Omanan hanya dalam satu gambar yang mengatakan apakah resmi terjawab sebelum menghilang ketika ia selesai matahari, masih muncul tidak berwenang untuk toko-toko. Saya mengatakan, menambahkan gambar.
(salah satunya): Jika panggilan lain untuk waktu dan seterusnya dan kemudian resmi dan berdoa ketika ia selesai penghasilan doa lain diberi wewenang untuk memiliki terbatas nuklir (- rahmat Allah -) untuk memperbaiki gambar ini.
(II): Jika dan dengan peraturan waktu dan Mqdath dan kaki harus dibuat di Mobile kata-katanya, dan pandangan yang benar Arbth berwenang jika panjang dipisahkan.
(Ketiga): Jika sore lain untuk berkumpul di perjalanan atau tanpa niat, maka ia ingin memberikan waktu itu berwenang untuk, jika yang berwenang berwenang terjawab apa yang disukai oleh warga Irak nuklir dan mengejar mereka (- rahmat Allah -)