التّعدُّد والاحتمالُ في معاني النّص

التّعدُّد والاحتمالُ في معاني النّصّ القرآني بحسب معطيات السّياق
قد يتعدّد المعنى من خلال ما يفيده السياق اللغوي للآيات، ويقود هذا التّعدّد إلى تعدّد في الإعراب. ومن أمثلة الاحتمال والتعدد قولُه تعالى: ﴿وقُلْنا يا آدَمُ اسْكُنْ أنْتَ وزَوْجُكَ الجَنَّةَ وكُلا مِنْها رَغَداً حَيْثُ شِئْتُما ولا تَقْرَبا هذِه الشَّجَرَةَ فَتَكونا مِنَ الظّالِمينَ، فأزَلَّهُما الشَّيْطانُ عَنْها فأخْرَجَهُما مِمّا كانا فيه﴾ (البقرة: 34-35). يَحتمِل الضّمير "ها" في قولِه "وكُلا مِنْها" إعرابَيْنِ اثنيْنِ بحسب المعنى الذي يُفيده السّياق اللّغوي؛ أحدُهما عَود الضّميرِ على أقرب مذكورٍ وهو الشّجرة، فيكون المعنى: فَحَمَلَهُما الشّيطان على الزّلّة بِسببِها، وتكونُ "عنْ" تُفيد معنى السّببيّة[18].
والثّاني عَوْدُه على "الجنة" لأنّها أول مذكور[19]، وقيل إن الضميرَ عائد على غيرِ مذكورٍ يُفهم من المعنى الحاصل من السياق، وهو معنى "الطّاعة"، بدليل قولِه تعالى: ﴿وَلا تَقْرَبا﴾، والمعنى: أطيعاني بِعدم قربان هذه الشجرة، فعاد الضّمير على معنى الطّاعة المُتحصِّل من السّياق[20]، وقيل أيضا إن الضمير يعود على الحالة التي كانوا عليها من التّفكُّه ورغد العيش، بدليل قولِه تعالى: ﴿وَكُلا مِنْها رَغَداً﴾.
التّقديمُ والتّأخير والسياق
التّقديم والتّأخير باب من العلم في البلاغة يَتعلّق بتقديم لفظ على آخر وتحويلِه عن مكانِه الأصلي، وسنّة من سنن العرب في كلامها، وسبيل "إلى نقل المعاني في ألفاظِها إلى المخاطَبين كما هي مُرتَّبة في ذهن المتكلّم حسب أهمّيّتها"[21].
وهو لا يُخرِج الشيءَ المُقدَّم من تأخير أو المُؤخَّر من تقديم عن حُكمِه الإعرابي الذي كان له في الأصل، ولكنّه قد يُخرجه عن حكمه البلاغي الذي كان له إلى حكم آخَر اقتضاه المعنى.
ولهذا الباب البلاغي أهمية بالغة؛ إذ لا يتمّ تقديم كلام على نية التأخير أو تأخيره على نيّة التّقديم عبثا، بل لبواعثَ موجبةٍ تُخرج الكلام في صورة أبلغ وأفصحَ.
وقد درس علماء البلاغةِ والنّحو والتّفسير التّقديمَ والتّأخيرَ في كتاب الله تعالى، وقدّموا نماذجَ عَمليّةً تُفيد قيمة هذا البابِ البلاغيّةَ والدّلاليةَ، منها قولُه تعالى: ﴿وَلا تَقْتُلوا أوْلادَكُمْ خَشْيَةَ إمْلاقٍ، نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وإيّاكُم، إنّ قتْلَهُم كان خِطْئاً كَبيراً﴾ (الإسراء: 31﴾؛ أي خَوْفَ إقْتارٍ وفَقْرٍ، في حالةٍ، وهو إخبار عن العرب؛ لأنهم كانوا يَئِدون البناتِ خشيةَ العار، وربما قتلوا بعض الذّكور خشية الافتقار والعَيْلَة، فوعظهم الله في ذلك وأخبرهم أنّ رزقهم ورزقَ أولادهم على الله. فالآية الكريمة دالّة على أن الله تعالى أرحم بعباده من الوالد بولده لأنه نهى عن قتل الأولاد، كما أوصى الآباء بالأولاد في الميراث، خلافا لِما كان عليه أهل الجاهلية من عدم إيراث البناتِ ومِن قتلهِنّ، فنهى الله تعالى عن ذلك وقال: ﴿ولا تَقْتُلوا أوْلادَكُمْ خَشْيَةَ إمْلاقٍ﴾؛ أي خوفَ أن تَفتقِروا في ثاني الحالِ، ولهذا قدّم الاهتمامَ برزقهنّ فقال: ﴿نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وإيّاكُمْ﴾.
أمّا في سورة الأنعام فنجد قولَه تعالى: ﴿ولا تَقْتُلوا أوْلادَكُمْ مِّنْ إمْلاقٍ﴾ (الأنعام: 152)، فقد قدّم رزقَ الوالِد على الولد، وهو خطاب للفقراء المقِلّين؛ أي لا تقتلوهم من فقرٍ بكم؛ فحسُن "نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ"؛ أي نرزقكُم ما يزولُ به إملاقكم، ثمّ قال: "وإيّاهم"؛ أي نرزقكم جميعا، خلافا للآية السّابقة التي قدّم فيها رزق الولَد على رزق الوالد؛ لأنها خطاب للأغنياء أي خشية فقر يحصل لكم بسببهم[22]، والخشية إنما تكون ممّا لم يقع، فكان رزق أولادهم هو المطلوب دون رزقهم لأن رزقَهم حاصل؛ فكان أهمَّ فقدَّم الوعدَ برزق الأولاد على الوعد برزقهم[23].
والخلاصة في الفرق بين الآيتين أن الباعثَ على القتل في قوله «مِنْ إمْلاقٍ» الإملاقُ النّاجِزُ، والباعث على القتل في قولِه: "خشيَةَ إمْلاقٍ" الإملاقُ المُتوَقَّع[24]، وهذا الفرق بين الآيتين إنما هو فرق بين معنيين سبَّبَهما تقديم اللفظ أو تأخيرُه.

Hasil (Bahasa Indonesia) 1:

Pluralisme dan kemungkinan arti teks Alquran sebagai konteks dataMemiliki banyak arti melalui konteks ayat mengatakan, hal ini menyebabkan banyaknya pluralisme dalam ekspresi. Contoh kemungkinan dan adanya banyak makna: ﴿وقلنا Hei Adam tinggal di surga, Anda dan suami Anda masing-masing hasil mana yang Anda inginkan dan tidak membawa ini pohon itu menjadi orang berdosa, menyesatkan itu kepada setan daripada فيه﴾ (Al-baqarah: 34-35). Mungkin "HA" dan "setiap" syntaxs dua tergantung pada konteks linguistik mengatakan satu duri hati nurani seperti disebutkan adalah pohon, khawatir: Iblis membuat mereka menyelipkan oleh, dan menjadi "tentang" arti kausalitas [18].Kembali ke "surga" karena itu adalah yang pertama disebutkan [19] dan diberitahu bahwa dividen tidak dipahami pada kecerdasan konteks, yang berarti "ketaatan", arti: ﴿ولا تقربا﴾,: Ikuti tidak boleh memberikan persembahan pohon ini, kembali ke makna ketaatan dari konteks [20], ia juga berpendapat bahwa hati nurani negara bahwa mereka dari hiburan dan kemakmuran, panduan kata : ﴿وكلا termasuk رغدا﴾.Penyerahan dan penundaan, dan konteksPengenalan dan penundaan ilmu dalam retorika mengenai kata kirim lain dan dikonversi dari lokasi aslinya, dan Sunnah orang Arab, dalam "untuk bergerak makna di antara penonton sebagai mengurangi peringkat dalam pikiran si pembicara oleh pentingnya" [21].Itu adalah hal yang dari menunda atau bagian belakang penyediaan pada kebijaksanaan Badui yang awalnya, tapi ia telah helmed kebijaksanaan yang nya retoris untuk persyaratan lain.Untuk bagian ini sangat penting retoris; kata-kata yang ditawarkan untuk menunda atau tertunda render maksud sia-sia, tetapi untuk motif yang berbicara di kelulusan foto dilaporkan dan diungkapkan.وقد درس علماء البلاغةِ والنّحو والتّفسير التّقديمَ والتّأخيرَ في كتاب الله تعالى، وقدّموا نماذجَ عَمليّةً تُفيد قيمة هذا البابِ البلاغيّةَ والدّلاليةَ، منها قولُه تعالى: ﴿وَلا تَقْتُلوا أوْلادَكُمْ خَشْيَةَ إمْلاقٍ، نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وإيّاكُم، إنّ قتْلَهُم كان خِطْئاً كَبيراً﴾ (الإسراء: 31﴾؛ أي خَوْفَ إقْتارٍ وفَقْرٍ، في حالةٍ، وهو إخبار عن العرب؛ لأنهم كانوا يَئِدون البناتِ خشيةَ العار، وربما قتلوا بعض الذّكور خشية الافتقار والعَيْلَة، فوعظهم الله في ذلك وأخبرهم أنّ رزقهم ورزقَ أولادهم على الله. فالآية الكريمة دالّة على أن الله تعالى أرحم بعباده من الوالد بولده لأنه نهى عن قتل الأولاد، كما أوصى الآباء بالأولاد في الميراث، خلافا لِما كان عليه أهل الجاهلية من عدم إيراث البناتِ ومِن قتلهِنّ، فنهى الله تعالى عن ذلك وقال: ﴿ولا تَقْتُلوا أوْلادَكُمْ خَشْيَةَ إمْلاقٍ﴾؛ أي خوفَ أن تَفتقِروا في ثاني الحالِ، ولهذا قدّم الاهتمامَ برزقهنّ فقال: ﴿نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وإيّاكُمْ﴾.Baik dalam Al-An'am, ayat: ﴿ولا menembak anak-anak املاق﴾ (Al-An'am: 152), Bapa kepada anak, mata pencaharian dan pidato miskin adalah berkurangnya, yaitu jangan mereka membunuh mereka dari kemiskinan Anda; "Kami" kami memberikan dengan subsisten; yang yang kami sediakan dengan subsisten Anda lega oleh Anda kemelaratan, lalu berkata: "mereka" yaitu kami menyediakan sarana subsisten Anda semua, bertentangan dengan ayat sebelumnya dibuat Rizk Rizk orangtua anak-anak karena mereka alamat kaya rasa takut kemiskinan mendapatkan Anda mereka [22] dan takut tapi yang terjadi, itu adalah anak-anak mereka mata pencaharian Wajib tanpa mata pencaharian mereka karena mata pencaharian mereka memegang terpenting; itu memberikan janji Rizk anak laki-laki janji hidup [23].Untuk meringkas perbedaan antara dua ayat yang memotivasi pembunuhan mengatakan «dari kemelaratan» kemelaratan proaktif, termotivasi pembunuhan mengatakan: "takut kemelaratan" kemelaratan diharapkan [24], dan ini perbedaan antara ayat-ayat tetapi perbedaan antara prihatin dengan menyediakan pengucapan atau tertunda.

Hasil (Bahasa Indonesia) 2:

Keragaman dan kemungkinan dalam arti teks Alquran Menurut konteks data
memiliki beberapa makna melalui apa menguntungkan dirinya konteks linguistik dari ayat-ayat, dan ini menyebabkan banyaknya keragaman dalam ekspresi. Contoh probabilitas dan pluralitas mengatakan:) ouklna Hai Adam tinggal Anda dan pasangan Anda Paradise dan keduanya Rgda mana Hitma tidak mendekati pohon ini, supaya jangan kamu menjadi penindas, Vozlhma oleh Setan daripada mereka Ver (Vokhrjhma (Baqarah: 34-35). Berpotensi nurani "Ha" mengatakan, "dan keduanya" Aaraban dua, sesuai dengan makna yang menguntungkan dirinya konteks linguistik, salah satunya janji hati nurani di awal disebutkan pohon, sehingga berarti: Vhmlhma setan menyelinap karena itu, dan menjadi "untuk" Menurut arti penyebab [18].
Yang kedua berjanji untuk "surga" karena pertama kali disebutkan [19], dan dikatakan bahwa hati nurani pengembalian non-terdaftar dipahami dari memenangkan makna konteks, yang merupakan arti dari "ketaatan", sebagaimana dibuktikan oleh ayat:) ola Tqrba (, dan makna: Otiena tidak persembahan pohon ini, kembali nurani tentang makna ketaatan diperoleh dari konteks [20], dan juga mengatakan nurani yang kembali ke negara mereka dari menikmati menonton dan kemakmuran, sebagaimana dibuktikan oleh ayat:) ocla mereka Rgda (.
menyerah dan penundaan dan konteks
presentasi dan menunda pintu ilmu di Retorika hal mengucapkan pada terakhir dan dikonversi dari tempat aslinya, dan tahun cara orang Arab dalam kata-katanya, dan cara "untuk menyampaikan makna untuk menambah kata-kata mereka kepada target audiens seperti yang diatur dalam pikiran pembicara dalam urutan kepentingan." [21].
Ini tidak keluar hal yang disediakan oleh keterlambatan atau bagian belakang menyediakan untuk aturan Badui yang ia awalnya, tetapi mungkin mendapatkannya pada aturan retoris yang untuk aturan lain mengharuskan makna.
Untuk pintu ini retorika penting, mereka tidak ditawarkan kata niat untuk menunda atau menunda niat render sia-sia, tapi positif untuk emiten pidato kelulusan dalam bentuk informasi dan fasih .
retorika, tata bahasa dan penjelasan para ilmuwan telah mempelajari presentasi dan keterlambatan dalam Kitab Allah, dan membuat proses yang menyatakan nilai pintu ini retoris dan model semantik, termasuk ayat:) ola membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan, kita Nrozkhm dan Anda, bahwa pembunuhan itu adalah kesalahan Kpara ((Isra: 31 ( ; Aguetar rasa takut dan kemiskinan, dalam kasus ini, sebuah memberitahu semua orang Arab, mereka sedang melakukan gadis karena takut malu, dan mungkin beberapa laki-laki tewas dan kurangnya rasa takut Aila, Allah Vuazam pada saat itu dan mengatakan kepada mereka bahwa mata pencaharian mereka dan kehidupan anak-anak mereka kepada Allah. Ayat fungsi berharga yang Allah penyayang terhadap hamba-Nya dari ayah anaknya karena ia melarang pembunuhan anak-anak, orang tua dianjurkan anak laki-laki dalam warisan, bertentangan dengan apa itu orang dari ketidaktahuan tidak Aarat anak perempuan dibunuh, Allah melarang hal itu dan berkata:) ola membunuh anak-anakmu karena takut Amlaq (; Fkaroa setiap takut bahwa dalam kasus kedua, dan ini memberi perhatian Brozkhn mengatakan:) NHN Nrozkhm dan Aaakm (.
Dalam Al ternak, kita menemukan ayat:) ola membunuh anak-anak Anda dari Amlaq ((sapi: 152), itu telah membuat orang tua penghidupan untuk anak , pidato untuk orang miskin Almkulain, yaitu, tidak membunuh mereka dari kemiskinan untuk Anda, itu senang "Kami Nrozkkm"; setiap Nrozkkm habis oleh Amlaqkm, lalu berkata, "dan mereka"; setiap Nrozkkm semua, tidak seperti ayat sebelumnya dimana Rizk memberi anak pada orangtua mata pencaharian, karena mereka pidato untuk orang kaya takut kemiskinan membuat Anda karena mereka [22], dan ketakutan suka berada daripada tidak terletak, adalah kehidupan anak-anak mereka diperlukan tanpa mata pencaharian mereka karena mata pencaharian mereka memegang; adalah yang paling penting diperkenalkan janji anak laki-laki Brozk pada janji Brozkhm [23].
Singkatnya, perbedaan antara dua ayat yang emitor pembunuhan mengatakan «kemelaratan» kemelaratan yang cepat, dan motif pembunuhan mengatakan: "takut kemiskinan" diharapkan kemelaratan [24], dan perbedaan antara dua ayat, tetapi itu adalah perbedaan antara memberikan mereka yang terlibat kata Spbhma atau tertunda.